Identifikasi Gerakan Tanah Di Wilayah Kampus Universitas Flores
Abstract
Gerakan tanah adalah bencana alam yang sering terjadi di daerah perbukitan dan pegunungan seperti di Flores. Untuk mengidentifikasi gerakan tanah di suatu wilayah, salah stunya adalah dengan menggunakan sistem informasi geografis. Dengan menggunakan parameter sebaran gerakan tanah dan beberapa peta parameter seperti data sondir, kemiringan lereng, tekstur tanah, kedalaman tanah, permeabilitas tanah, tingkat pelapukan, penggunaan lahan, kerapatan vegetasi, kedalaman muka air tanah yang dibuat dalam suatu format.Peta tersebut digunakan untuk menghitung kepadatan dari gerakan tanah masing-masing unit. Perhitungan berdasarkan luas gerakan tanah perunit dan nilai bobot masing-masing unit pada peta parameter.Selanjutnya merancang peta zona kerentanan gerakan tanah dari semua jumlah nilai bobotnya. Hasilnya dilakukan perbandingan dengan peta hasil pemetaan langsung di lapangan (data sekunder). Perbandingan dari kedua hasil tersebut dibuat kesimpulan akhir peta gerakan tanah final yang dikelompokan menjadi empat zona yaitu zona kerentanan gerakan tanah sangat rendah, zona kerentanan gerakan tanah rendah, zona kerentanan gerakan tanah menengah dan zona kerentanan gerakan tanah tinggi.
Downloads
Keywords:
Gerakan tanah, Lereng, KepadatanReferences
Anonim., 2003. Identifikasi Lokasi Rawan Gerakan Tanah dan di Jawa Timur Longsor Khususnya di Obyek Wisata dan Pemukiman. Pemerintah Propinsi Jawa Timur Dinas Energi Dan Sumberdaya Mineral - Jurusan Teknik Geologi - Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Laporan Penelitian. Yogyakarta (tidak dipublikasikan)
Anonim., 2003. Modul Sosialisasi Daerah Rawan Gerakan Tanah di Propinsi Jawa Timur. Jurusan Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada (tidak dipublikasikan).
Anonim., 2005. Laporan Rekapitulasi Kejadian Bencana Alam Kabupaten Kebumen. Dinas Kesbang Linmas dan Sosial. Kabupaten Kebumen (2004 dan 2005). (tidak dipublikasikan)
Anonim, 2006. Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No : 2817 K/40/MEM/2006 Tentang penetapkan bahwa wilayah Karangsambung merupakan suatu wilayah Cagar Alam Geologi.
Asikin, S., Handoyo, A., Busana, H., and Gafoer, S., 1992. Geologic Map of Kebumen Quadrangle Java. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.
Asikin, S., 1974. Evolusi Geologi Jawa Tengan dan Sekitarnya, Ditinjau Dari Segi Teori Tektonik Dunia Baru. Disertasi Doktor, Dept. Teknik Geologi, Fakultas Teknologi Industri, ITB. tidak diterbitkan. 103 hal.
Karnawati., D., 2002. Bencana Alam Gerakan Massa di Indonesia dan Upaya Penaggulangannya, Jurusan Teknik Geologi UGM, Yogyakarta
Kodoatie, R., Sugiyanto., 2002. Banjir ; Beberapa Penyebab dan Metode Pengendaliannya dalam Perspektif Lingkungan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta
Marfai, M.A., King, L., Singh, L.P., Mardiatno, D., Sartohadi, J., Hadmoko, D.S., and Dewi, A., 2008. Natural hazards in Central Java Province, Indonesia: an overview : Springer Publikasi. Environ Geol. DOI 10.1007/s00254-007-1169-9
Pramudjiono., Karnawati D., 2008. Penanganan Bencana Gerakan Tanah Di Indonesia. Makalah Penanganan Gerakan Tanah Di Indoensia, Jurusan Teknik Geologi UGM, Yogyakarta. Diakses dalam http://pirba.hrdp-network.com/e5781/ e5795/e6331/e15201/eventReport15218/ MakalahPenangananGerakanTanahdiIndonesia.pdf , diakses tanggal 12 April 2010 Jam 11.14 WIB.
Puguh D Raharjo., Ansori, C., 2009. Kajian Penggunaan Lahan Pada Kawasan Cagar Alam Geologi Karangsambung Dengan Menggunakan Sistem Informasi Geografis. International Conference Earth Science And Technology : Yogyakarta 6-7 August 2009. Hal D06-1 - D06-8
Seyhan, E., 1990. Fundamentals of Hidrology. Instituut voor Aardwetenschappen Vrije Universiteit, Amsterdam
Van Zuidam, R.A., 1983. Guide to Geomorphologic - aerial photographic interpretation and mapping. Enschede: Section of Geology and Geomorphology, ITC. 325p
.