Pengembangan Museum Bahari Di Kota Ende

Authors

  • Shirly Wunas Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin
  • Petrus Jhon Alfred Depa Dede Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Flores
  • Arnoldus Lurachman Reku Alumni Program Studi Arsitektur Universitas Flores

Abstract

Indonesia merupakan negara maritim, dimana sebagian besar wilayahnya terdiri dari lautan, dengan perbandingan 2/3 laut dan 1/3 daratan . Bahkan total garis pantai Indonesia terpanjang di dunia. Berpijak pada kenyataan bahwa laut Indonesia lebih luas dari pada daratan, maka masa depan kita akan lebih banyak ditentukan pada kemampuan kita memberdayakan sumber daya laut. Dengan kata lain, bangsa Indonesia sebagai bangsa bahari dengan hamparan laut yang luas, merupakan suatu potensi bagi bangsa Indonesia untuk mengembangkan sumber daya laut yang memiliki keragaman, baik sumber daya hayati maupun sumber daya lainnya. Kabupaten Ende sebagai salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki potensi kekayan alam, khususnya dibidang kebaharian sudah seharusnya memiliki wadah yang dapat menampung berbagai kekayaan alam kebaharian agar dilindungi kelestariannya, sehingga dapat dinikmati oleh generasi penerus secara berkesinambungan.Maka penulis melakukan perencanaan dan perancangan musem bahari dengan menerapkan filosofi kura-kura pada bentuk bangunan museum serta penataan lansecape yang memberikan kesan estetika dan mencirikan fungsi bangunan sebagai sebuah museum bahari, sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung baik dalam hal rekreasi maupun dalam hal penunjang pendidikan bagi generasi selanjutnya.

Downloads

Download data is not yet available.

Keywords:

Pengembangan, Museum Bahari, Penataan Lansecape

References

Poerwodarminta, W. J. S. Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1984
Bala, Moh. Dahlan, 1991, Museum dan Permuseuman.
Partanto, A. Pius, Barry.Al Dahlan. M, Kamus Ilmiah Populer, Penerbit Arkola Surabaya.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kecil Tetapi Indah, Pedoman PendirianMuseum. 1988, hal 27-28
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Majalah Ilmu Permuseuman, Jilid XXI NO.1, 1991/1992, Museografia.
D. K. Ching Francis, Bentuk, Ruang dan Susunannya, Jakarta: Erlangga, 1989.
J. Supranto. MA, Statistik dan Aplikasi. 1990.
Neufert, Ernest, Data Arsitek, Jakarta: Erlangga, 2002.
Sutaarga, Moh. Amir, Pedoman Penyelenggaraan dan Pengelolaan Museum, hal.31-38.
Todd.Kim W,Tapak Ruang dan Struktur, Bandung Intermatra, 1987.
(http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Istimewa%3APencarian&redirs=1&search=di&fulltext=Search&ns0=1. Diakses pada tanggal 25 Mei 2011)
(http://id.wikipedia.org/wiki/Museum. Diakses pada tanggal 25 Mei 2011)
(http://id.wikipedia.org/wiki/KotaEnde,Diaksespada tanggal 25 Mei 2011)
(http://id.wikipedia.org/wiki/KotaEnde, diakses pada tanggal 20 Juni 2010)

Downloads

Published

2019-10-03

How to Cite

Wunas, S., Dede, P. J. A. D., & Reku, A. L. . (2019). Pengembangan Museum Bahari Di Kota Ende. TEKNOSIAR, 7(1), 34-42. Retrieved from https://www.uniflor.ac.id/e-journal/index.php/TEKNOSIAR/article/view/38

Issue

Section

Articles